Iklan Melayang

Bertahun-menahun, sejak Negeri ini lepas dari tangan penjajah, sejatinya kita masih mencari esensi. Juga termasuk esensi lebaran.~

Tiada dusta diantara kita, ya: dengan menulis ini saya tetap hanyalah seorang pendosa yang masih harus memperbaiki diri. Batin juga jelas bersyukur bahagia di momentum lebaran ini, semerbak suasana saling memaafkan, juga berkumpul keluarga dan sanak saudara kita. 
Namun semoga saja, yang kita rayakan bukan yang tampak saja. Ahli hikmah berkata 'laisal ‘ied liman labisal jadiid, wa lakinnal ‘ied liman tho’atuhu taziid', artinya: hari raya ‘ied itu bukan bagi orang yang berpakaian baru, namun bagi orang yang bertambah keta’atannya. 
Mementum hari-hari ini, ada esensi untuk kita berefleksi, baik refleksi diri sendiri, dan juga (menyempatkan) berefleksi untuk bangsa kita yang kita tinggali ini. Agama mengajarkan, apabila hari ini sama dengan kemarin, kita termasuk golongan yang merugi. Kebutuhan sebuah perbaikan dengan sungguh-sungguh kita sebagai bangsa, semakin mendesak karena bangsa lain juga melakukan hal yang sama. Bukankah kita mengingikan mewariskan anak cucu kita keadilan, damai, dan kemakmuran? Bukankah semua potensi besar dari Allah SWT kepada kita baik tentang melimpahnya sumberdaya alam, jumlah penduduk yang besar, posisi geografis yang strategis, dan faktor pendukung lainnya merupakan wujud amanat agama (sebagai tugas khalifatullah) kepada kita rakyat Indonesia?

Diunggah pada 25 Juni 2017, dilaman Facebook pribadi.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Bertahun-menahun, sejak Negeri ini lepas dari tangan penjajah, sejatinya kita masih mencari esensi. Juga termasuk esensi lebaran.~"

Posting Komentar

close